Tutorial kali ini akan menjelaskan mengenai bagaimana menjalankan aplikasi dari Android Studio ke hape lewat Wifi tanpa mengkoneksikan hape ke laptop pakai kabel USB. Dalam artikel ini kita akan memakai Android Studio 3.0.1, meskipun bisa juga dipakai di Android Studio 2.x.x. Install dulu pluginnya: https://github.com/pedrovgs/AndroidWiFiADB#installation. Supaya semua yang dijelaskan di artikel ini bisa jalan, laptop dan hape harus terhubung ke jaringan wifi yang sama.
Pertama2, buat dulu project baru di Android Studio, atau kalau sudah pernah membuat project sebelumnya, bisa memakai project yang sudah ada. Kemudian siapkan hape dan nyalakan USB Debugging, dan sambungkan hape tersebut ke laptop pakai kabel USB. Pastikan hape tersebut terdeteksi oleh Android Studio di tab Logcat. Contohnya seperti gambar di bawah ini, penulis memakai hape Xiaomi Redmi 5A.
Kemudian di sisi kanan, cari tab Android Wifi ADB. Jika tab tersebut diklik, akan terbuka kotak di kanan seperti gambar berikut ini.
Ternyata dia mendeteksi juga hape yang tersambung lewat USB. Klik tombol Connect, untuk menyambungkan hape ke Android Wifi ADB. Setelah itu kolom “state” akan berubah menjadi “connected” dan ada notifikasi muncul di bawah. Lihat gambar di bawah ini untuk lebih jelasnya.
Sekarang kita bisa mencabut kabel USB yang menghubungkan hape dengan laptop. Dan di Android Wifi ADB, hape kita tetap terkoneksi! Ini artinya hape sudah terkoneksi dengan Android Studio via Wifi.
Sekarang jika kita jalankan project kita yang di Android Studio, maka aplikasinya akan dijalankan langsung ke hape.
Semoga artikel ini bermanfaat. Like page pintar-android.com di Facebook (https://www.facebook.com/pintarandroid101) untuk mendapatkan notifikasi artikel2 berikutnya. Pasti berguna untuk Anda!
Apakah artikel ini berguna? tulis di komentar!
Tersedia buku-buku untuk belajar pemrograman Android.
Artikel kali ini akan membahas mengenai Nox, salah satu emulator terbaru berbasis Android. Seperti emulator-emulator android lainnya, Nox memungkinkan kita menjalankan aplikasi android di komputer kita. Nox dibuat oleh sekumpulan programmer dari Hong Kong. Mereka bertujuan membuat software App player terbaik yang disukai oleh pengguna mobile App dan game di seluruh dunia.
Mengapa Menggunakan Nox?
Menurut pengalaman penulis, Nox berbeda dengan emulator-emulator android yang lain. Penulis sudah pernah mencoba beberapa emulator android. Misalnya emulator AVD bawaan Eclipse, emulator AVD bawaan Android Studio, emulator BlueStacks, dan emulator Genymotion. Dari pengalaman penulis, Nox adalah emulator yang cara installnya paling simpel, paling hemat RAM, dan yang paling penting menurut penulis adalah terasa paling ringan ketika dipakai. Ini membuat Nox sangat ideal untuk bermain game-game jaman now yang lumayan berat 😀
Cara menginstall Nox
Cara install Nox cukup mudah. Kita tinggal download di https://id.bignox.com/ , kemudian tekan tombol Unduh.
Penulis menggunakan laptop dengan OS Windows 10. Nox tersedia untuk OS Windows & Mac. Seharusnya proses instalasinya tidak jauh beda, antara di Windows dan di Mac. Setelah selesai mengunduh, jalankan file instalasinya. Penulis mendapat versi 6.0.2.0, yang dirilis tanggal 10 Januari 2018. Besar filenya 290 MB.
Kalau file instalasinya dijalankan, akan muncul jendela instalasi seperti ini. Kita tinggal mengklik tombol “Install” di tengah.
Kemudian tunggu proses instalasinya sampai selesai. Penulis hanya menunggu kurang dari 1 menit, memakai laptop prosesor i7 & RAM 12GB.
Setelah proses instalasinya selesai, kita tinggal mengklik tombol Start untuk mulai menjalankan emulatornya. Jadi kita hanya perlu mengklik 2 tombol untuk menginstall & menjalankan Nox. Sangat efisien, bukan? He3..
Setelah mengklik tombol Start, ada proses untuk memulai emulatornya. Ini juga hanya berlangsung beberapa detik.
Tutorial Penggunaan Nox
Kemudian ada 5 layar untuk tutorial penggunaannya. Tutorial ini hanya akan muncul ketika kita pertama kali menjalankan Nox. Berikut ini layar tutorial Nox yang pertama, menjelaskan fitur2 dasar Nox: Mengubah tema, mengelola resolusi tampilan, performa & shortcuts, mengakses fungsi getar, lokasi virtual dsb, shortcut layar rekomendasi app & game dan terakhir tombol-tombol utama yaitu Back, Home dan Recent tasks. Kita bisa mengklik bulatan ikon panah di kanan tengah untuk ke layar tutorial berikutnya.
Tutorial berikutnya menjelaskan fitur kontrol keyboard & mapping. Kita bisa memakai fitur ini untuk menggerakkan karakter2 ketika kita bermain game. Klik lagi bulatan di kanan untuk lanjut.
Layar tutorial ketiga menjelaskan fitur drag-drop file. Kita bisa menekan sambil menggeser file dari komputer ke jendela nox untuk membuat salinan file tersebut di nox.
Layar tutorial ke-4 menjelaskan cara-cara instalasi aplikasi di emulator Nox. ada 3 cara. drag-drop apk nya, install dari google playstore, dan terakhir cari kemudian pilih file apk dari komputer.
Tutorial terakhir menunjukkan banyak fitur Nox yang bisa kita akses cuma dengan mengklik ikon2 kecil di sebelah kanan. Fitur2 ini diantaranya adalah pengaturan lokasi virtual, fitur untuk merekam layar, mengambil screenshot, merotasi layar dan masih banyak lagi. Kemudian kita bisa mengklik tombol “Got It!” di bagian kanan bawah untuk mulai menggunakan Nox.
Akhirnya layar utama Nox muncul. Kita bisa memakai Nox untuk bermain game, menguji coba APK (untuk yang mengembangkan aplikasi android), bahkan selfie karena Nox bisa mengambil foto dengan memanfaatkan webcam di komputer / laptop kita, dengan aplikasi kamera di Nox.
Kesimpulan Mengenai Nox
Setelah memakai Nox selama beberapa hari, kesimpulan penulis mengenai emulator Nox adalah:
1. Nox lebih ringan jalannya dibandingkan emulator2 android lain yang ada saat ini.
2. Cara install Nox lumayan simpel.
3. Nox cocok untuk bermain game android di komputer
4. Satu-satunya kelemahan Nox menurut penulis adalah versi terbaru saat ini (ketika artikel ini ditulis), Nox masih hanya support OS Android Kitkat 4.4.2.
Demikian artikel pintar-android.com mengenai Nox. Anda bisa mengakses artikel-artikel lainnya di http://pintar-android.com/wordpress. Apakah Anda belum / sudah menggunakan Nox? Jika sudah, Anda bisa menulis pendapat di kolom komentar di bawah ini 🙂
Semoga artikel ini bermanfaat. Like page pintar-android.com di Facebook (https://www.facebook.com/pintarandroid101) untuk mendapatkan notifikasi artikel2 berikutnya. Pasti berguna untuk Anda!
Tersedia buku-buku untuk belajar pemrograman Android.
Artikel kali ini akan membahas review mengenai Xiaomi Redmi 5A. Tapi sebelumnya, penulis akan menceritakan dari awal, yaitu pemesanannya lewat flashsale Lazada.
Pesan di Lazada pas FlashSale
Sebagai penggemar produk2 Xiaomi (terutama yang murah2 he3..), penulis tidak ketinggalan dengan flashsale Redmi 5A di Lazada. Sampai artikel ini ditulis, Flashsale Redmi 5A sudah dilakukan 2x oleh Lazada, yaitu tanggal 28 Desember 2017 dan 3 Januari 2018, masing2nya jam 11 pagi. Penulis tidak sempat ikut yang flashsale pertama tanggal 28 Desember, karena sibuk dengan anak & kerjaan yg menumpuk. Akhirnya supaya tidak kelewatan lagi, penulis menginstall aplikasi Lazada di hape, & mengisi email di laman https://www.lazada.co.id/redmi-5a-launch/ supaya dikirimi kabar oleh Lazada jika ada flashsale lagi.
Tanggal 3 Januari jam 10 pagi, penulis dapat notifikasi di aplikasi android Lazada. Lazada juga mengirimkan email ke penulis. Flashsale-nya jam 11. Tapi penulis iseng2 membuka halaman Redmi 5A di Lazada. Setelah refresh halaman beberapa kali, ternyata tombol “BELI” sudah aktif jam 10.59 pagi. 1 menit sebelum flashsale. Penulis merasa sangat beruntung he3..
Setelah memencet “BELI”, penulis memencet halaman pembayaran, lalu memilih COD.
Setelah itu perjuangan sebenarnya baru dimulai. Penulis memencet tombol “PESAN”, dan setelah ada dialog loading, ternyata halaman berubah menjadi halaman info kalau website Lazada sedang down. Penulis tidak menyerah. coba lagi beberapa kali, sempat juga coba di hape. Untungnya sistem Lazada sudah memasukkan barangnya ke troli, dan setelah kurang lebih 19 menit menegangkan (halah :D) akhirnya Lazada menerima pesanan penulis.
Besoknya, sekitar jam 13.30, tanggal 4 Januari kurir sampai di rumah penulis. Kalimat pertama dari si kurir: “Kok bisa dapat, mas?”. Wkwkwk.. penulis serasa jadi hacker profesional. Ya saya jawab aja sedikit curi start, lalu ga nyerah sampai dapat hapenya. Kurir cerita bagaimana flashsale ini diborong oleh para penjual hape di BEC (pusat elektronik di Bandung) dengan memakai cheat & hack. Ya syukurlah penulis masih bisa dapat.. Kalau sudah jodoh memang ngga kemana. He3..
Unboxing Xiaomi Redmi 5A
Penampakan video ketika hape diterima penulis:
Setelah dibuka, ini isinya.
tampak samping Xiaomi Redmi 5A
ini tampak atas
tampak bawahnya:
Box nya dibungkus plastik tipis transparan. setelah membuka plastik tipisnya, kotaknya bisa dibuka. Penampakannya seperti ini.
Isi lengkapnya seperti ini.
Seperti bisa dilihat di atas, dari kiri atas ke kanan bawah: Lembaran manual / cara pengoperasian, kartu garansi, box (dan pembuka slot SIM Card – Memori Card), kartu IM3, kabel USB, colokan USB, dan tutup box. Yang paling menyita perhatian saya adalah: tidak ada headphone / headset. Ya.. gimana lagi. Harga cuma 1jt he3.. kartu SIM IM3 sudah ada di dalam hape ketika box nya dibuka.
Review Xiaomi Redmi 5A
Setelah itu, saya coba colokkan hape ke listrik buat di-charge. Ternyata daya nya masih 68%. Ini penampakannya ketika saya charge pertama kali. Kira2 1 menit, udah jadi 69%. Padahal dari yang saya baca2 di sumber lain di internet, Redmi 5A tidak mendukung fitur Fast Charging.
Bagian belakang hapenya seperti ini. Ada warning (peringatan) supaya tidak membuka perangkat hape, dan ada stiker IMEI serta SN yg menempel. Jangan lupa, cepat2 lindungi stiker ini dengan selotip supaya tulisannya tidak rusak. Kalau tulisan stiker IMEI / SN rusak, bisa repot ngurus garansinya.
Sambil dicharging, saya nyalakan hapenya. Tombol powernya ada di kanan hape kalau kita lihat hape dari depan. Ini layar pertama yang tampil:
Xiaomi Redmi 5A memang sudah disupport MIUI 9, dengan OS Android Nougat 7.1.2. Semoga aja bisa diupgrade ke Oreo. He3..
Tampilan lockscreennya seperti ini:
Pertama kali hape nyala, langsung ada 4 SMS masuk dari Indosat. Ini salah satunya.
Ketika saya pertama kali cek update utk firmware nya, sudah terupdate ke firmware terbaru dari Xiaomi. MUI 9.1.8.0.
Spesifikasi detailnya seperti ini. Yang paling menarik tentu saja RAMnya, sudah 2GB. Internal memorinya juga sudah 16GB.
Dari internal memori 16GB, yang benar2 bisa kita pakai sebesar 10,51GB. Jadi OS & MIUI sudah memakan 5,5GB. Untuk aplikasi2 dan file2nya dari pabrikan kira2 2GB, jadi sisanya yang bisa kita pakai untuk foto2, video, aplikasi tambahan dan sebagainya kira2 7GB. Info ini penulis dapatkan setelah menginstall aplikasi Mi Explorer dari Google Playstore.
Setelah itu, hape ini penulis bawa di saku sambil motoran. di tengah jalan, beberapa kali dicek maklum hape baru takut jatuh he3.. Setelah sampai di tujuan, lumayan kaget, screenguardnya mulai menggelembung terutama dari kanan atas. Sepertinya karena screenguard ini memang ngga untuk dipakai lama. Hanya supaya layarnya terlindung ketika dikirim.
Akhirnya besoknya, penulis memesan screenguard Xiaomi Redmi 5A. Untungnya ada di Tokopedia & bisa diantar lewat Go-send. Tokopedia, gitu loh.. he3..
Berikutnya yang dicek oleh penulis adalah kartu SIM nya. Kartu SIM nya akhirnya diganti menjadi Axis untuk internetan. Penulis sempat salah memasang kartu SIM. ini cara pasang kartu SIM yang salah:
Cara pasang yang benar, hapenya menghadap belakang dan kartu SIM hadap depan, seperti ini.
Setelah kartu SIM terpasang dengan benar, penulis iseng2 liat2 aplikasi yg sudah terpasang dari pabrikan Xiaomi. Ada aplikasi yang lumayan menarik, yaitu Mi Remote. Aplikasi ini memanfaatkan fitur IR (Infrared) yang disematkan di Xiaomi Redmi 5A. Hasilnya, kita bisa mengubah hape ini jadi remote control untuk TV LED & TV digital lainnya. Penulis senang setengah mati dengan fitur ini. Ha3..
Selanjutnya penulis iseng2 ngecek adaptornya. Ternyata adaptor Xiaomi Redmi 5A lebih kecil daripada Xiaomi Redmi 2, meskipun daya baterainya lebih besar. Ini adaptor Xiaomi Redmi 2. Output DC 5.0V – 2000mA
Sedangkan ini adaptor Xiaomi Redmi 5A. Output DC 5.0V – 1000mA.
Bisa dikatakan ini juga untuk mengurangi harga jualnya. Masih ingat, hape ini harganya cuma sejuta? He3..
Yang terakhir, dan ngga kalah penting (terutama untuk cewe2), adalah kualitas kameranya. Bisa dibandingkan, ini pakai kamera Redmi 2:
Dan ini hasil kamera Xiaomi Redmi 5A:
Hasilnya lebih tajam, detail, dan warnanya lebih hangat. Kamera Xiaomi Redmi 5A memang sudah 13MP, sedangkan kamera Xiaomi Redmi 2 masih 8MP.
Sampai di sini, review Xiaomi Redmi 5A yang bisa disampaikan oleh penulis. Terakhir, ini penampakan hapenya setelah dikasih screenguard.
Semoga artikel ini bermanfaat. Like page pintar-android.com di Facebook (https://www.facebook.com/pintarandroid101) untuk mendapatkan notifikasi artikel2 berikutnya. Pasti berguna untuk Anda!